Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Teater Ghanda "Pesta Sampah"

Kali ini Teater Ghanda membawakan naskah yang berjudul Pesta Sampah karya Yustiansyah Lesmana dan disutradarai oleh ia sendiri.
Waaan ternyata mereka memainkan naskah sendiri sobat.
Pemain-pemainnya adalah :

Faris As Jaka sebagai Pulung

 Adilof firdaus sebagai Pak Dir

Diah Lestari sebagai Mulung

dan para pendukung : Romi, riyanto, ahmad fauzi, niken larasati, ikke listiawati, erwin gonzales, dll.
Mau tau ceritanya, okee langsung. Kita mulai dari openingnyoooooooo~

Openingnya, udah muncul 3orang yang dikelilingi oleh sampah. Salah satunya orangnya itu adalah si Pulung.
Mereka bermain dengan imajinasi menggunakan barang-barang bekas tersebut. Imajinasi mereka tinggi, malah ada yang bikin penonton tertawa ngeliat tingkah mereka. Hhahahahaah

Eh eh gak lama kemudian ada si Mulung dateng. Katanya nih, si Mulung itu naksir sama Pulung. Loh kok naksir yoo sama pemulung???
Oooh soalnya Mulung suka sama Pulung karena kesederhanaannya Pulung, tetapi Pulung tetap tersenyum. Malah sering membuat Mulung tersenyum juga.
Pada saat itu, Pulung bertanya-tanya. Kenapa Mulung membawa tas besar?? Biasanya juga gak pernah bawa.
Lalala, ternyata si Mulung mau ikut dengan Pulung toooh. Waaaaah sobat, saking cintanya si Mulung sama Pulung.

Melihat si Pulung sedang asik berduaan dengan Mulung, dua sahabatnya Pulung merasa bete sobat. Katanya, kalo udah asik cuma sendirian. Apalagi masalah cewek.
Eeeh disitu si Pulung malah nyuruh kedua temannya buat mencari MUTIARA. Lah kan mereka pemulung?? Kenapa cari mutiara???

Pulung mengibaratkan barang-barang bekas itu Mutiara. Tapi bukan sembarang Mutiara.
Naaah berangkat deh mereka mencari mutiara.

Si pulung sama mulung jadi tinggal beduaan. Mereka malah main rumah-rumahan berduaan.
Ditengah mereka lagi main, kedua temannya datang sambil berteriak "mutiara, mutiara, mutiara".
Diobrak abrik barang-barang yang mereka dapatkan. Tapi muka teman-temannya Pulung ditekuk. Karena mereka gak dapetin MUTIARA yang mereka maksud.
Teman-temannya Pulung kecewa, bahkan mereka kecewa dengan apa yang Pulung bilang soal MUTIARA.
Karena kecewa, teman temannya Pulung meninggalkan Pulung.
Dan Pulung pun seperti merasa frustasi dan sempat berkelakuan seperti org gila.

Tetapi sempat terhenti karena kedatangan Pak Dir. Yaitu orang paling kaya dan terkaya, katanya.
Dia menawarkan ke Pulung supaya Pulung tidak akan melarat lagi. Tapi Mulung berusaha buat bikin Pulung tidak tergiur dengan tawaran itu.
Tetap saja pulung tergiur dengan tawarannya itu. Siapa yang tak tergiur sama tawaran yang akan membuat dirinya menjadi kaya, wuhuuuuhhhhh.
Tapi Mulung, dia terus terus terus membuat sadar Pulung supaya tidak mengambil tawaran tersebut.

Lalu mata Pulung dan Mulung ditutup oleh Pak dir dengan Sehelai kain hitam. Agar mereka gak ngeliat pergantian tempat yang dari LAHAN BASAH menjadi sebuah kota yang mewah.
Setelah sudah berganti dengan kota yang mewah, Pulung sangat merasa senang. Tapi tetep aja Mulung merasa seperti tersesat didalamnya.
Pulung diberi pekerjaan oleh Pak Dir untuk menjadi asistennya. Dan apa sobat tau pekerjaannya itu apa???
Pulung membunuh orang. Haaaaaah!!???
Pertamanya seperti merasa takut, tapi tak tau kenapa dia agak mulai terbiasa.

Pada saat Pak Dir seperti mengadakan pesta, tau gak sobat. Orang-orang bawahan Pak Dir berkelakuan seperti Anjing. Anjing-anjing yang diperbudak.
Dan disitu juga termasuk si Mulung.
Tetapi Mulung dikelilingi besi seperti. sedang didalam kandang.
Dari situlah Pulung seperti mulai sadar. Dia langsung mengeluarkan Mulung dari kandang itu dan memeluk Mulung.
Lalu akhirnya Pulung sadar juga dengan jalan yang ia ambil. Ternyata itu salah.


Naaaah sobat blogger, pementasan kali ini juga menggunakan full music looh. Setting panggung yang sederhana, tapi dengan music itulah pementasan jadi hidup.
Dan mereka menggunakan property yang waaaaw. Misalnya lingkaran besi yang dipakai. Itu keren banget banget dan banget.
Gimana, bagus gak pementasannya??? Okeee itulah cerita pementasa Teater Gandha.
Terima kasiiiih :)
Olaaaaalaaaaa~

#NB : foto-foto pada waktu pementasan












  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Teater El Na'ma "Kapai-Kapai"

Hello sobat blogger.

Kali ini kami akan bercerita tentang Teater El Na’ma, teater ini membawakan lakon yang berjudul “Kapai-Kapai” Karya Arifin C. Noer, sutradara Echo Chotib. 
  

Sebelum kami bercerita pementasan Teater El Na’ma kami akan menceritakan perjuangan kita terlebih dahulu. Penasaran ? yuk liat 

Kami berangkat ber3 yang satu (Imam) dari pasar minggu sampai UIN jam 3 nah yang 2 lagi berangkat dari kalideres pukul 2 dan sampai di UIN jam 6 sore karena nunggu busway yang arah ke Lebak Bulus tak kunjung datang, udah gitu kejebak antrean yang panjaaaang banget. Setelah 2 jam nunggu busway akhirnya kita naik juga. Sampe di Lebak Bulus kita disambut oleh hujan yang deras, naik angkot gak tau jalan bilang sama sopir angkot minta di turunin di UIN, tapi ternyata sopir angkotnya kelupaan nurunin kita dsan lokasinya kelewatan. Jadi muter lagi deh ngabisin waktu banget. Sampe di UIN kita neduh di post satpam dengan baju yang basah kuyup. Saat hujan reda kita lari-larian menujun lokasi dan bertemu Imam yang ternyata basah kuyup juga. Sambil nunggu ujan berenti kita nunggu di sekretariat FTJ dan ngobrol bareng sama panitia yang lain.

Dingiiiiiiinnn banget...

Dan ternyata pertunjukkan kali ini lokasinya Outdoor di Hall Student Center di kampus UIN Syarif Hidayatullah dan kondisi pada saat itu hujan deras. Hingga pertunjukkan dimulai pukul 20.30 WIB. Saat hujan mereda pada pukul 20.00 WIB mulailah panitia membuat Set dan membersihkan tempat pertunjukkan yang di genangi air. Walau kondisi hujan gerimis tapi gak nyurutin antusias penonton loh, pemain juga semangat banget. Penonton tetap banyak walau nontonnya gerimis-gerimisan hingga memadati tempat. Pertunjukan sukses banget, tapi sobat blogger ada sayangnya nih.. lighting yang seharusnya berwarna warni jadi hanya polos berwarna putih tanpa warna kecuali kllampu dari sisi kanan dan kiri yang digunakan untuk wayang. Sayang banget yah sobat blogger, itu semua karena tidak sempatnya memasang plastik warna yang biasanya digunakan untuk lighting dikarenakan mepetnya waktu.
 Crew yang sedang sibuk memasang lighting karena habis diterjang hujan

Opening kali ini simpel banget yaitu hanya koor yang tidur diatas tas yang terbuat dari rotan dan tempat tidur Abu yang terbuat dari bambu  dan tikar.





Cerita dimulai Abu yang selalu bermimpi hidup bahagia berkat cermin tipu daya yang selalu disebut-sebut dalam dongeng emak. Babak selanjutnya keluarlah emak yang keluar dari belakang tirai hitam dengan kostum merah dan bunga yang terikat di rambutnya. Emak kembali melanjutkan ceritanya tentang seorang pangeran tampan dan putri cantik yang selalu hidup bahagia berkat bantuan cermin tipu daya. Hingga membuat Abu tergerak ingin memiliki cermin tipu daya yang menurut cerita emak di jual di toko nabi Sulaeman yang berada di ujung dunia. Abu memiliki seorang istri bernama Iyem yang pada waktu itu tengah hamil. Abu pun merasa senang. Tiba saat Iyem melahirkan dan melahirkan anak yang bernama Mamat.

Babak baru saat Sang gelap muncul dan Bulan yang diutus emak untuk menjadi penjaga Abu agar tetap berada dalam angan-angannya. Muncul seorang kakek tua yang ditanya oleh Abu “dimanakah ujung dunia berada”, kakek hanya menjawab “di sini”. Kakek menjelaskan kepada abu bahwa ujung dunia itu adalah akherat dan jalan menuju akherat hanyalah berbuat baik, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dan di surga nanti akan ada Nabi Sulaeman yang selama ini dicari oleh Abu untuk membeli cermin Tipu daya.

Abu mengalami kesulitan dimana rumahnya terendam banjir dan kelaparan akibat tidak punya uang untuk membeli beras, akhirnya Iyem dan Abu membunuh anaknya dengan merampok nafas anaknya. Abu pun mengajak Iyem ke ujung dunia mencari toko Nabi Sulaeman. Namun iyem menolak karena ia lelah tapi akhirnya Iyem ikut juga. Selama di perjalanan mereka lontang lantung di jalan dan makan sisa-sisa makanan di pinggir restoran cina. Tak terasa mereka telah tua dan Iyem meninggal kerena kedinginan dan kelaparan. Dan Abu sampai di ujung dunia tanpa Iyem isterinya. Keluarlah tokoh emak, bulan dan sang Gelap. Abu diperlakukan seperti raja dengan mahkota di kepalanya. Lalu Abu di tembak oleh Emak di atas singgahsananya. Suara letusan tembakan yang menembak kepalanya, suara tembakan itu di wakili dengan kembang api yang sekaligus menjadi penutup pertunjukkan ini.
#NB : Galery Foto dari Teater El Na'Ma
Abu : PatoSaiful B

Emak : Laila

 Iyem : Liga Duile

Bulan : Siti Rukoyah

 Yang Kelam : Ipunk Purwosasmito
 Kakek : Hendri Yetus Siswono



 














Oke gimana nih ceritanya bagus apa gimana ???
pantengin terus yuk hehe
GBye sobat blogger :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Teater Fitrah "Telah Pergi Ia, Telah Kembali Ia"


Di posting kali ini kami akan menceritakan pertunjukkan dari Teater Fitrah yang membawakan lakon "Telah Pergi Ia, Telah Kembali Ia" Karya Arifin C. Noer, sutradara Jumala. Teater Fitrah ini menampilkan paling beda dari semuanya nih sobat blogger. Mau tau gimana ceritanya ? Langsung aja baca yu. Check It Out !!

Lampu yang berwarna merah berkombinasikan dengan warna hijau dan biru, tak hanya lighting yang membuka pementasan ini tapi ada juga asap asap yang keluar dari belakang kain putih yang terbentang dari atas. Lalu keluarlah koor-koor dari belakang kain kain putih yang berlari-lari, sambil mengucapkan "lailahailallah" dan dilengkapi lampu putih yang berkelap kelip seakan akan petir. Menurut pandangan kami nih sobat blogger openingnya sangat bagus dan tata panggungnya cukup simple tetapi dipergunakan dengan baik.

 Opening yang WAHHHH bangeetttt nih sobbat blogger


Umat umat Nabi Muhammad SAW tak pernah berhenti mendoakan nabi Muhammad SAW yang sedang berbaring sakit dirumah-Nya. Ya Nabi salaam 'alaika, ya rasul salam 'alaika ya habib salaam 'alaika. Shalaawatullah 'alaika "wahai Nabi, semoga keselamatan dan kesejahteraan tetap atas engkau. Wahai Rasul, semoga keselamatan tetap atas engkau. Wahai kekasih Allah, semoga keselamatan tetap atas engkau Semoga Allah menganugerahkan shalawat/kesejahteraan atas engkau." Begitulah doa-doa dari para Umat Nabi Muhammad SAW.

Thulaiha & Musailamah datang dengan penuh kesombongan yang selalu mengaku ngaku sebagai Nabi Terakhir. Mereka sepakat menghancurkan Nabi Muhammad SAW. Datanglah salah satu Sohabat Nabi Muhammad SAW yang memberi kabar bahwa Nabi Muhammad SAW telah wafat diumur 63 tahun.
Thulaiha & Musailamah mendengar kabar tersebut.
Mereka malah makin menjadi jadi.
Lalu para umat Nabi Muhammad SAW berencana untuk perang melawan Thulaiha & Musailamah.


Kesimpulan pengamatan kami, pementasan ini sangat membosankan dan datar karena maksud dari cerita tidak sampai ke penonton sehingga banyak penonton yg tdk memahami maksud dari pementasan ini. Padahal ya sobat blogger, naskah ini sangat bagus loh hanya saja cara penyajiannya yg kurang tepat membuat pertunjukan menjadi  monoton. Padahal cerita ini drama yang sangat religius dan menceritakan tntang wafatnya Nabi Muhammad SAW namun hanya sedikit penonton yang dapat menangkap maksud dari cerita ini.

#NB: Galery Foto-Foto Pementasan Teater Fitrah
















Itulah cerita dari pementasan Teater Fitrah hehe. Maaf ya kalo ada salah-salah kata (?) 
Pantengin terus yawwww. jangan lupa join, comment, vote heheh
makasihhhh :*

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS