Hello apa kabar Sobat Blogger hehe, maaf yah nge postingnya lama
Kali ini kita akan menceritakan penampilan teater 1 yaitu "Stage Corner Community"
Kali ini kita akan menceritakan penampilan teater 1 yaitu "Stage Corner Community"
Stage Corner Community (SSC) yang di sutradarai oleh Dadang Badoet ini
berdiri tahun 2006. Pada pementasan FTJ ke-39 ini ternyata SSC
membawakan naskah karya sendiri. Suatu kebanggan tersendiri membawakan
naskah karya sendiri tentunya, yaaa kan? Yaa doong.
Pertunjukan ini benar-benar membuat penonton ingin lagi melihat pertunjukan tersebut
Kali ini Stage Corner Community (SSC) membawakan naskah yang berjudul "Techno Ken Dedes".
Tochno Ken Dedes ini diperankan oleh 3 orang diantaranya :
1. Y.G. Threnov sebagai Dedes Techno
2. Sintya Syakaraw sebagai Dedes Purba
3. Indrasitas sebagai Dedes Rahim & Ken Arok
Perlu sobat blogger ketahui pementasan SSC di FTJ 2011 ini tuh sangat menarik, walaupun bahasanya sulit untuk di mengerti.
Pertunjukan ini benar-benar membuat penonton ingin lagi melihat pertunjukan tersebut
Kali ini Stage Corner Community (SSC) membawakan naskah yang berjudul "Techno Ken Dedes".
Tochno Ken Dedes ini diperankan oleh 3 orang diantaranya :
1. Y.G. Threnov sebagai Dedes Techno
2. Sintya Syakaraw sebagai Dedes Purba
3. Indrasitas sebagai Dedes Rahim & Ken Arok
Dedes Rahim
Dedes Purba
Ken Arok
Perlu sobat blogger ketahui pementasan SSC di FTJ 2011 ini tuh sangat menarik, walaupun bahasanya sulit untuk di mengerti.
Opening
Openingnya
di mulai dengan musik yang cukup menegangkan tetapi bukan gamelan
melainkan nih musik yang berbau modern gitu. Backgroundnya itu
menggunakan projector, pada awalnya backgroundnya ada gambar relief
candi yang menggambarkan patung Pradnjaparamita yang diyakini sebagai
wujud Ken Dedes. Sebelum gong ke-3 di pukul ada 2 orang yang sudah stay
di panggung, yaitu Dedes Techno yang berbaring di bathtub yang
menggambarkan tempat masa kini & Dedes Purba yang berdiri di atas
batu cobek. Selanjutnya ada seseorang yang datang sekaligus dibarengi
oleh background yang bergambar bulan, seseorang itu datang dengan
tarian-tarian yang lihai dan dia memakai topeng, dia mengaku sebagai
Dedes Rahim. Wah seru kan ? Pasti penasaran.
Babak selanjutnya babak argumentasi antara Dedes Techno dan Dedes Purba. Di babak argumentasi ini sangat seru loh karena Dedes Purba dan Dedes Techno saling berdebat diantara dua peradaban. Babak ini para dedes memperlihatkan sifatnya masing-masing. Awalnya kata sang sutradara SSC, Dedes itu menggambarkan semua yang ada di dunia ini, Dedes Purba menggambarkan sosok perempuan masa lalu dengan balutan kain kemban dan dikenal dengan sifatnya yang lembut, ayu, bahkan disebut ibu pertiwi. Sebaliknya dengan Dedes Techno lebih memperlihatkan gambaran masa kini. Dialah lakon dari peradaban masa kini yang feminim dan serba bebas. Dimana tempat tidak ada lagi aturan-aturan yang membatasi pergaulan seorang perempuan di jaman yang serba terbuka dan modern.
Dedes Rahim adalah penengah dari masa lalu dan masa kini, "aku adalah rahimmu, rahim yang kini sudah kau lupakan" Dedes Rahim berdialog.
Babak selanjutnya babak yang paling unik yang kita lihat, yaitu Dedes Techno yang awalnya menggunakan kostum hitam-hitam berubah menjadi kostum yang menggambarkan mesin-mesin yang terrevolusi. Jika Dedes Purba tidak bisa keluar dari tempatnya yaitu batu batu (cobek) yang menjadi tempat berpijak Ken Dedes Purba dan dilambangkan jejak-jejak purba yang masih ada. Berbeda dengan Dedes Techno, dia bebas bergerak kemana ia mau.
Dipentas ini sang sutradara (Dadang Badoet) dimata kami sangat pintar dan sangat cerdas, dia menampilkan Ken Arok. Ken Arok ditampilkan agar para penonton tidak terlalu serius menyaksikannya.
Background dan lampu-lampu (lighting) yang sangat mendukung ini menjadikan panggung seakan akan hidup dan kita sebagai penonton terhanyut dengan suasananya.
Endingnya sangat menarik nih sobat blogger. Dedes Techno mengaku hamil pada Ken Arok, sedangkan ken arok bingung dan berkata "siapa yang menghamilimu. Bagaimana bisa begitu cepat kau mengandung sedangkan aku belum pernah menggasakmu" lalu Dedes Techno menjawabnya "sang waktu, setiap saat aku bisa hamil" dengan gaya centilnya. Lalu Dedes Techno keluar panggung karena mengaku ingin mempersiapkan bersalinnya. Lampu lampu padam, munculah Dedes purba. Dan anehnya lagi Dedes Purba datang dengan pengakuannya bahwa dia hamil, dan arok pun bertanya lagi dengan penuh kebingungan sobat blogger "kenapa kamu bisa hamil, sedangkan rahimmu membatu, dan sedangkan kelamin mu membatu".
Sunyi, gelap disertai gerhana bulan sempurna. Dedes purba yang putus asa mulai membuka kain kemben yg dipakainya, sambil melangkah melewati batu-batu. Dilemparkanlah kain-kain kembennya itu sebgai jembatan untuk melewati 2 peradaban yg berbeda.
Datanglah dedes rahim yg membawa kendi kemudian menyiram tubuh dedes purba dengan cairan merah yg ada di dalam kendi itu. Mungkin cairan merah itu menggambarkan dari darah, darah yang ada di dalam rahim. Bukan cuma Dedes Purba yang datang tetapi Dedes Techno juga, dia datang dengan menggunakan kain hitam yang penuh dengan lampu lampu yang menyala. Lagi-lagi maksud dari lampu-lampu tersebut adalah menggambarkan masa kini yang penuh gemerlap dan penuh listrik-listrik 1000watt.
Babak selanjutnya babak argumentasi antara Dedes Techno dan Dedes Purba. Di babak argumentasi ini sangat seru loh karena Dedes Purba dan Dedes Techno saling berdebat diantara dua peradaban. Babak ini para dedes memperlihatkan sifatnya masing-masing. Awalnya kata sang sutradara SSC, Dedes itu menggambarkan semua yang ada di dunia ini, Dedes Purba menggambarkan sosok perempuan masa lalu dengan balutan kain kemban dan dikenal dengan sifatnya yang lembut, ayu, bahkan disebut ibu pertiwi. Sebaliknya dengan Dedes Techno lebih memperlihatkan gambaran masa kini. Dialah lakon dari peradaban masa kini yang feminim dan serba bebas. Dimana tempat tidak ada lagi aturan-aturan yang membatasi pergaulan seorang perempuan di jaman yang serba terbuka dan modern.
Dedes Rahim adalah penengah dari masa lalu dan masa kini, "aku adalah rahimmu, rahim yang kini sudah kau lupakan" Dedes Rahim berdialog.
Babak Argumentasi atau Perdebatan
Babak selanjutnya babak yang paling unik yang kita lihat, yaitu Dedes Techno yang awalnya menggunakan kostum hitam-hitam berubah menjadi kostum yang menggambarkan mesin-mesin yang terrevolusi. Jika Dedes Purba tidak bisa keluar dari tempatnya yaitu batu batu (cobek) yang menjadi tempat berpijak Ken Dedes Purba dan dilambangkan jejak-jejak purba yang masih ada. Berbeda dengan Dedes Techno, dia bebas bergerak kemana ia mau.
Dipentas ini sang sutradara (Dadang Badoet) dimata kami sangat pintar dan sangat cerdas, dia menampilkan Ken Arok. Ken Arok ditampilkan agar para penonton tidak terlalu serius menyaksikannya.
Background dan lampu-lampu (lighting) yang sangat mendukung ini menjadikan panggung seakan akan hidup dan kita sebagai penonton terhanyut dengan suasananya.
Endingnya sangat menarik nih sobat blogger. Dedes Techno mengaku hamil pada Ken Arok, sedangkan ken arok bingung dan berkata "siapa yang menghamilimu. Bagaimana bisa begitu cepat kau mengandung sedangkan aku belum pernah menggasakmu" lalu Dedes Techno menjawabnya "sang waktu, setiap saat aku bisa hamil" dengan gaya centilnya. Lalu Dedes Techno keluar panggung karena mengaku ingin mempersiapkan bersalinnya. Lampu lampu padam, munculah Dedes purba. Dan anehnya lagi Dedes Purba datang dengan pengakuannya bahwa dia hamil, dan arok pun bertanya lagi dengan penuh kebingungan sobat blogger "kenapa kamu bisa hamil, sedangkan rahimmu membatu, dan sedangkan kelamin mu membatu".
Dedes Techno & Ken Arok yang sedang mengobrol dengan genit
Sunyi, gelap disertai gerhana bulan sempurna. Dedes purba yang putus asa mulai membuka kain kemben yg dipakainya, sambil melangkah melewati batu-batu. Dilemparkanlah kain-kain kembennya itu sebgai jembatan untuk melewati 2 peradaban yg berbeda.
Datanglah dedes rahim yg membawa kendi kemudian menyiram tubuh dedes purba dengan cairan merah yg ada di dalam kendi itu. Mungkin cairan merah itu menggambarkan dari darah, darah yang ada di dalam rahim. Bukan cuma Dedes Purba yang datang tetapi Dedes Techno juga, dia datang dengan menggunakan kain hitam yang penuh dengan lampu lampu yang menyala. Lagi-lagi maksud dari lampu-lampu tersebut adalah menggambarkan masa kini yang penuh gemerlap dan penuh listrik-listrik 1000watt.
Dedes Purba yang disirami cairan merah oleh Dedes Rahim
Gimana bagus kan ceritanya ? masih banyak lagi loh yang bagus-bagus.
Tunggu postingan kami selanjutnya yah sobat blogger. Dadah :)
Salam Teater
0 komentar:
Posting Komentar